Dia sempat marah karena aq mengganggu aktifitasnya. Ketika dari bibirku keluar kalimat-kalimat penolakan dan tanganku mulai bergerak memberontak, seluruh bagian yg tubuh yg lain malah pasrah dan terutama pahaku yg mulai terasa kesemutan mengiringi rasa seperti ingin kencing dari selangkanganku setiap kali jemari papiku menyapu seluruh permukaan kemaluanku yg tertutup oleh bulu-bulu pubic-ku yg banyak dan halus.Akhirnya kira-kira seperempat jam kemudian seluruh tubuhku hanyut luruh, bahkan dari bibirku keluar suara mendesis dan rengekan manja setiap kali Papiku berbuat sesuatu di bagian tubuhku tadi. Bokeb Aq masih terhanyut oleh rasa nikmat dari Papiku di toketku tadi dan tak tahu harus bagaimana.Tiba-tiba aq merasakan sepasang jemari menjembeng (membuka ke kiri dan ke kanan) bibir-bibir kemaluanku. Mungkin karena tenaganya yg mungkin sudah tdk sekuat masa mudanya. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di kepala kemaluannya. Papiku berhenti dan memandangku, dia tdk menolak, tdk berkomentar apapun.




















