“Terus?” tanyaku. Bokef Sebenarnya aku ingin minta ke istriku sekedar quicky tapi dia menolak dan menHermanci pintu kamar mandi. Kutelentangkan dia di kursi, kumasukkan kemaluanku yang berlumur sperma dan mulai melemas. Istriku telentang di atas tubuh Tomi yang mengocoknya dari bawah, sementara Pak Herman berusaha menjepitkan kemaluannya ke payudara istriku, agak susah
memang karena tidak sebesar punya Tutik , tapi sudah cukup untuk membuat beliau melayang, sesekali dimasukkan kemaluannya ke mulut istriku, hingga kudengar teriakan beliau. Unbelievable, Pak Herman yang selama ini dihormati dan disegani orang sekantor sekarang sedang di antara selangkangan istriku sambil menjilati vaginanya seperti orang kehausan. Waktu terus berlalu sejak pembicaraan dengan Pak Herman, dan pesta perkawinan tinggal seminggu lagi, hingga akhirnya Pak Herman mengingatkanku mengenai tawaran itu. Perlahan kami gabung dengan mereka tidur di ranjang, bersebelahan, kudekap istri Tomi dipelukanku dan kami pun tertidur.




















