Tangan lembutnya membimbingnya untuk memasuki arah yang tepat. Bokepindo Disun pipiku, dan ia segera lari ke rumah induk lewat pintu belakang.Saya benar-benar puas, kupandangi tampang kemaluan gundulku yang masih tegak.“Suatu saat nanti engkau akan mendapat bagiannya…” kataku dalam hati.Sejak peristiwa itu, kami memang tak pernah bertemu dua mata dalam suasana yang sepi. Tangan Endar tak mau lepas dari alat vitalku yang semakin keras saja.Begitu saya sudah dalam keadaan bugil, saya kembali mempermainkan kemaluannya, ketika jari tengahku mau memasuki memeknya yang sudah banjir itu. Berhasil..! saya tarik lengannya, dan dengan sengaja kusenggol toketnya, dan kukecup kendarngnya.“Terima kasih ya En..!”Tanpa kusadari, sejak ia memberanikan diri mencukur bulu kemaluanku tadi, buah dadanya yang berukuran sedang terus menempel pada dengkulku. Untuk lebih membuka areal ini, saya rebahkan tubuhku dan kubentangkan sebelah kakiku.Endar dengan sabar memainkan pisau cukurnya membersihkan bulu-bulu yang menempel di sekitar kemaluanku, nafasnya mulai memburu, dan kutebak saja bahwa ia juga sedang horny.
