Saat itu aku duduk di depan TV, pura-pura menonton TV. XNXX Jepang Sejauh itu aku dan Mbak Ning bisa merahasiakannya. Apalagi kalau mengingat bahwa beberapa bulan lagi aku akan menempuh ujian.Tapi gilanya, pikiran ini makin lama malah makin menjadi-jadi. Kupeluk leher Mama dari belakang. Mondar-mandir di dalam kamar mandi, kemudian keluar dengan hati kecewa.Beberapa saat kemudian ibu tiriku muncul dalam daster biru mudanya. Bahkan suhu badannya mulai menghangat. Terlebih ketika aku mulai memainkan pentil buah dadanya, dengan pengalaman yang sudah cukup banyak dari kisahku bersama Mbak Ning.Ton… terdengar suara Mama tersendat.Iya Mam?Kamu kok jadi aneh begini Ton?Gak tau kenapa…belakangan ini aku mikirin Mama terus… sahutku sambil memasukkan tangan kiriku ke arah buah dada Mama yang sebelah kiri pula. Tapi aku tak punya gairah untuk mencari pacar. Teman-teman seangkatanku mulai nyari pacar masing-masing. Wow, terasa Mama tidak mengenakan beha! Tidak seperti dalam dongeng-dongeng yang sering menceritakan kejamnya ibu tiri, o, tidak…ibu tiriku tidak pernah memukulku, bahkan menyentil telinga pun




















