Sial, mana hari ini aku pagi-pagi sekali harus sudah menyerahkan laporan bulanan kepada boss. mmmhhh… aaahhh…” Mbak Carrie melepaskan penisku dari mulutnya untuk berteriak histeris menikmati kocokanku di klitorisnya.Sekitar 5 menit kami saling mengocok, meremas, dan menghisap diikuti dengan gelinjangan dan jeritan-jeritan histeris, ketika tiba-tiba Mbak Carrie menengadahkan mukanya ke arahku dan merintih, “Wan.. Bokepindo ke atas.. ohhh, Wan terus Wan… Mbak mau keluarrhh…” sampai suatu sentakan hebat akibat kontraksi otot-otot badannya yang menegang.“Waaan Mbak keluaaar hhh…”
Beberapa saat badannya masih tersengal-sengal, sambil berkata padaku,“Wan makasih, kamu hebat, Mbak sudah lama tidak merasakannya sejak suami Mbak meninggal.” “Sama-sama Mbak, saya juga sangat menikmatinya, saya suka sama Mbak,” ujarku. iya…” jawabku.“Oke.. Aku semakin terangsang karena pussy Mbak Carrie mulus tanpa ditumbuhi bulu sedikitpun.Kali ini langsung kuserbu payudaranya, kuraba-raba sambil terus kissing sambil sesekali terdengar rintihannya, “Ohhh… Wan mhmmm…” kujilati kupingnya terus menjalar ke leher, dada, dan sampai ke payudaranya, kujilat, kumainkan putingnya dengan lidahku, aku semakin bernafsu.“Waaan, ohhh…”
“Hmmm, Mbak…











