Aku tambah bergairah. Kedua kakiku melingkar di pinggangnya, tanganku bergelayut di lehernya agar tak terjatuh. Bokep stw tidak.. Sungguh kurang ajar lelaki ini. Pinggulku berputar liar mengimbangi gerakan jemari di sekitar pangkal pahaku.Pantatku terangkat tinggi-tinggi menyambut desakan benda imajinasiku ke dalam diriku. Upayaku itu membuat Kang Hendi semakin beringas. Dadaku jadi terbuka lebar mempertontonkan keindahan buah dadaku yang menjulang tegar ke atas. Kang Hendi merintih-rintih keenakan. Aku terkejut seperti terkena listrik. Aku tak bisa berbuat banyak, karena harus kuakui bahwa diriku sangat membutuhkannya saat ini. Mereka sudah hidup bahagia, memiliki rumah yang lebih besar, sawah dan ternak-ternak piaraan pemberian suamiku.Hari hari yang kulalui semakin tidak menggairahkan. Lidahnya menjulur menelusuri garis memanjang bibir kemaluanku. Aakkhh.. Kakiku merapat, menjepit kepala Kang Hendi. Mungkin memang sudah nasibku untuk menjadi istri kedua, lagi pula hidupku cukup bahagia dengan statusku ini.Semua itu kurasakan setahun yang lalu.
