“Om!!” kulihat dia melambai dari jarak enam meter. Bokep china Dia.“Ayo naik Ermita.”“Naik kemana?”“Ayo naik saja.”“Nanti ada yang marah.”“Siapa yang marah? Aku sudah harus ke Carrefour lagi. Sempurna.” Hirupan nafasku memang sudah panjang-pendek karena darah yang bergelora dan mengalir kencang. Nafasku memburu.“Dia masukkan jarinya ke sela celana dalammu dan mengorek kelentitmu?” Tiba-tiba dia menahan tanganku dengan tangannya dan melepaskan mulutnya dari mulutku yang melumat lagi.“Jangan Om”, katanya lirih. Aku hanya memikirkan kenikmatan bagi diriku, hendak mereguk dia sepuas-puasnya, karena bukankah ini adalah jual-beli? “Ya, kita akan mengharungi sorga dunia. Terus kuangkat tubuhnya dan melangkah hendak kupondong ke kamar tidur. Tidak hanya di ranjang, tetapi juga di meja makan, di sofa, di counter dapur, di kamarmandi, di lantai beralas selimut atau di kursi. Mengapa dia menelpon aku memberitahu ini?Dan benar saja. Om….”“Ya?”“Saya minta tolong ngantarin Ermita pulang, Om.”“Iya dah, Andi. Dia menoleh ke arahku.“Dan bagaimana dengan perutku ini, Om?” Dia meletakkan telapak tangan di perutnya.“Apakah kita harus membunuh dia?”




















