Aku hanya sanggup menganggukkan kepala. Hhmmm nikmat banget baunya. Bokep indonesia “Engga cape , Vi, Kok belom bobok ?” tanyaku membuka percakapan. Rudi menatap curiga ke arah kami yang mungkin masih terlihat tidak siap dan kacau.Setelah makan malam selesai, acara selanjutnya dimulai. Mengapa bukan Hendra atau Rudi yang mereka perebutkan?Untuk menebus kesalahan, akhirnya aku mengabulkan permintaan Evi untuk mengantarnya ber window shopping ke Cirebon Mall. Evi hanya menggelengkan kepala, seolah tidak bersemangat menanggapi kehadiranku. Akhirnya Evi menghampiriku sambil membawakan secangkir kopi hangat. Aku dan Tia berpasangan berdansa sambil mengikuti alunan lagu dari tape recorder. Oh my God … perasaan apa ini. Sepanjang jalan, tangan Evi selalu menggelanyut manja dan kepalanya di sandarkan dilenganku seakan tidak peduli berpasang-pasang mata menatap heran ke arah kami. Dadaku bergemuruh kencang hingga sulit untuk menelan ludah. Di sana aku hidup sebagai anak kost. Kecuali…Evi. Wajah Evi langsung cemberut sambul melepaskan tangannya dari gandenganku. Akupun lupa dengan ajakan Tia untuk menikmati aroma terapi bersama.











