Ketika aku masih terisak, Papa segera menghampiri dan memeluk diriku.“Tenang Nin, masih ada harapan kok,” hiburnya sambil mengelus rambutku.Aku balas mendekapnya dan mulai menangis tersedu-sedu. Bokef Rasa sakit luar biasa terasa di vaginaku. Kemudian, Papa mengangkat satu kakiku dan menahannya selagi tangan satunya meraih lubang vaginaku.“Ohh.. “Apa?! Papa menekang-nekan dinding vaginaku yang masih rapat.Ketika sampai pada suatu titik, badanku mengejang nikmat dan Papa tampaknya senang sekali hingga jarinya kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. Papa menjerit-jerit nikmat dan badannya mengejang-ngejang. Dengan lihainya, Papa segera menggesekkan kepala penisnya yang kemerahan ke lubang vaginaku yang sudah basah. “Tidak bisa, Nina sayang.. Ketika aku berjalan ke ruang makan untuk makan pagi, aku hanya melihat Papa seorang diri sedang menyantap nasi goreng.“Pa, Mama mana? Tak sampai 15 menit kemudian, aku mendapat orgasmeku yang pertama.“Paa.. Penis Papa yang panjang dan besar terasa menyodok dinding rahimku hingga membuatku orgasme untuk kedua kalinya.Papa tampak masih bernafsu menggenjot vaginaku.




















