Setiap gerakan nyaris dalam beberapa detik, teramat perlahan. Bokef “Mmm… dirapi’in aja Mbak!” kataku pendek. “Eh… elo baru dateng?” tanyaku. Entah sudah berapa orang yang melihat kegiatan kami terutama para supir atau kenek truk yang kami lewati, namun aku tidak peduli. “OK, kamu boleh ’sun’ aku,” jawabku sambil kembali ke jalanan. Diberilah sebuah ciuman di pipi kiriku sambil memeluk. Susi, ia berambut agak panjang dan pada beberapa bagian rambutnya dicat kuning. Dipegangnya tanganku dan diarahkannya ke dalam. Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Kami serius mengikuti alur cerita film itu, hingga akhirnya semua penonton dikagetkan oleh suatu adegan. Pelan-pelan setiap jilatannya kurasakan bagaikan kenikmatan yang tak pernah usai, begitu nikmat, begitu perlahan. “Apa kamu sudah yakin dengan omonganmu yang barusan, Tel?” tanyaku sambil kembali konsentrasi ke jalan. Dengan pelan sekali, Stella berbisik, “Will, aku suka sama kamu,” dan ia kembali mencium pipiku dan tetap menekan payudaranya pada lengan kiriku.




















