Kuubah ritmeku, kugerakkan dengan pelan tetapi hanya ujung penisku saja yang masuk berbagai kali kemudian sekali kutusukkan dengan cepat hingga seluruh batang terbenam. Bokeb Kedua tangannya bertumpu pada pahaku. Ida berguling jadi saat ini ia di atas. “Wouw.. Kurasakan kehangatan merayap ditubuhku. Perawakannya sedang, tinggi 160 cm dengan badan yang agak kurus dan dada kecil. Katanya mendesah. Mula-mula hanya kukecup bibirnya saja dengan lembut. Ida berbaring telentang di sampingku dan menutupkan matanya. Jarinya memegang erat jariku. Nyatanya rumahnya kosong. Ida menggenggam dan merenggut kantong penisku dengan perlahan. “Siapa bilang?” kataku sambil mengambil permen yang kuletakkan di dekat gelas tadi, membuka bungkusnya dan memasukkannya ke dalam mulut. “Nggak sempat kok”. Kami mulai berciuman. Aku hanya pasif saja, sesekali membalas mendorong lidahnya. “Jam dua belas lewat” jawabnya. Saat ini kami hanya mengenakan pakaian dalam saja. Ia merintih perlahan.
