Tanpa mempedulikan bahwa kami dapat menjadi tontonan orang yang lewat di jalan depan rumah, kami terus bergelut di atas sofa yang kini mulai basah dengan keringat kami.Pak Broto mendorong tubuhku hingga rebah di sofa. Saya harus mengeruk tabungan untuk melunasinya. Bokeb Aku sudah mau keluaaaarrrr ……Ahhhhhh ……” seperti yang sudah-sudah Pak Broto pun memenuhi permintaanku. Aku meracau dilanda kenikmatan yang timbul karena gesekan dinding memekku dengan kotol Pak Broto. Aku pun bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk memberihkan badanku dari keringatku dan keringat Pak Broto.Setelah itu, aku masuk ke kamar dan rebahan di atas tempat tidur hanya berbalut daster. “Sudah lama kan kita gak ngewek.” “Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Broto pada hari itu juga.Kami semua sangat senang dan berterima kasih pada Pak Broto, karena tanpa dia, kami mungkin harus tinggal di kolong jembatan atau emperan toko. Gak terlalu sakit kan memek kamu?”
“Enggak




















