Wow, dia
cuma menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pacuma. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yg ku injak oleng
ke arah Karina. Bokef “Oughhhhh… abang juga mau keluar, Na” kugoyg semakin cepat, cepat dan sangat cepat sampai
jeritku dan jerit Karina membana di ruang kamar. Sambil bergoyg aqu
mengambil posisi duduk, mukaqu sudah menghadap buah dadanya. Aqu melihat Karina pagi itu agak salah tingkah, sebentar
dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku. Saat aqu mau turun dari tempat
tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. “Oughhhhh… abang juga mau keluar, Na” kugoyg semakin cepat, cepat dan sangat cepat sampai
jeritku dan jerit Karina membana di ruang kamar. akhhhhh” Karina mulai memompa dgn menopang dadaqu. Ah…
masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aqu tak akan menyia-nyiakannya. Mau keluar nih. “Na, kamu pegangin nih kursi ya?” perintahku
“OK, bang” balasnya. Tak cuma
memompa kini ia mulai dgn gerakan maju mundur sambil meremas-remas buah dadanya.Hal tersebut menjadi perhatianku, aqu




















