Ayo kita duduk di sofa.”“Om, Mita mau ke kamar kecil. Bokep mom Mukanya semakin merah padam. Tidak ada yang marah.”“Mita harus ngantar belanjaan ini dulu pulang.”“Ya antarkan. “Cukup Om”, katanya. Tak lama penutup payudara itu sudah kulempar ke lantai dapur. Kulihat matanya basah dan keringat keluar di bawah anak rambut, di alis dan ujung hidungnya.Tapi aku sudah tidak sabar. Aku hanya sedang mengendalikan situasi dengan kepala dingin kalau tidak ingin menghadapi masalah lebih sulit lagi. “Ermita kamu sudah siap pulang?”, dia kelihatan linglung kebingungan, barangkali heran kok dia ada di kamar yang asing. Wah gawat nih anak. Ermita berdiri telanjang bulat dengan kedua tangan di selangkangan sewaktu aku buru-buru menanggalkan pula seluruh pakaianku. Dan aku menyerahkannya pada Om.”“Menyerahkan demi uang.”“Menyerahkan karena Mita sayang Om.”Gombal, teriakku dalam hati.Kami telah sampai.
