Keinginannya dia lontarkan secara vulgar kepada Mas Diran sambil dia naik dan kemudian telentang ke meja makan itu.Dia mengangkat kedua kakinya sambil menghadapkan vagina dan pantatnya tepat pada arah lubang dinding itu. Aduh.. Bokepindo “Ya, sudah. Aku mau penismu Mas Diran.., mana penismu.. Oohh, ini khan.. Jangaann.. Dengan gaya ‘lelaki yang penuh derita’ dia menjawab,“Ah.., nggak koq, dik. Tak ada hal yang mengkhawatirkan. Larsih mengajak Mas Diran makan. Dia memang tak akan bergerak dari tempat duduk bangku plastiknya. Saat itulah Mas Diran kontan meraih tangan Larsih. Ah, hanya itu.., demikian sesaat pikir Larsih sedikit menyiratkan kecewa.Tetapi tunggu.., ternyata ciuman Mas Diran ini tak lama. Dari kantornya Mas Diran diberi kesempatan untuk mendapatkan rumah yang layak dengan kredit lunak dari bank.Sejak itu Mas Diran dan Murni selalu bisa menonton TV bersama, makan malam bersama dan berlibur bersama dalam suasana keluarga yang lengkap, utuh dan penuh kegembiraan.Akhirnya Murni hamil.




















