“Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya. Kurasakan penisku tegang kembali. Bokef Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. “Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.Penisku terasa sakit karena kejang. “Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.
