Apalagi brewoknya yang tipis. Bodohnya aku.“Ah, jangan begitu, saya malu. Bokep india Aku mulai terlena dan mendesah sesekali. Dan bukan penis suamiku.Rasanya sungguh aneh. Namun kupikir itu tak mengapa, toh nanti therapist-nya juga perempuan. Birahiku semakin naik.Dan kemudian mereka selesai. Si rambut hitam kembali menyodokkan penisnya di vaginaku dengan kasar. Dan syukurlah, bayiku masih anteng-anteng saja di dipan sebelah.“Ibu, silakan tengkurap.”, kata si pirang. Seorang perempuan yang aku ingat suaranya. baiklah, saya sudah siap.”, bayiku telah terlelap.Aku membaringkannya di dipan sebelah. Aku tak ingat jam berapa aku tidur. Awalnya sakit, namun berubah nikmat. Ia berbicara ramah sekali.“Iya, permisi. Mereka meninggalkanku sejenak. Namun kupikir itu tak mengapa, toh nanti therapist-nya juga perempuan. Namun semakin diulang, semakin dekat ia memijatnya ke putingku. Dan selesai.Tak lama, aku mendapat e-mail. dan begitu, ia telah terlelap.Aku yang sedang nanggung ini dan belum mengantuk sama sekali memilih untuk berbaring di sofa, menonton tv sambil menunggu kantuk datang.




















