Melihatku diam saja, Mas Ton
semakin berani dan tangannya mulai turun untuk meraba-raba buah dadaku
dari luar daster. Bokepindo Malam itu aku berbincang-bincang
dengan kakakku sampai larut malam, kulihat Mas Ton sudah tertidur lebih
dulu. Aku tidur di sebelah kanan, Mbak Rani di
tengah dan Mas Ton di sebelah kiri. Kuatur nafasku, ingin rasanya aku
melompat turun dan keluar kamar. Hari
itu juga kuputuskan aku harus kembali ke kotaku, aku tidak mau hal itu
terjadi lagi. Tiba-tiba denyutan yang kuat datang dari arah
liang rahimku. Ada perasaan senang bercampur dengan perasaan takut bergejolak di
dalam diriku saat kubersihkan kemaluanku di kamar mandi. Mas Ton tersenyum, tetapi aku tidak dapat membalas
senyumnya. Tidak
berapa lama, kurasakan tangannya menindih tanganku, dan itu cukup lama
sampai aku bingun harus berbuat apa. Aku memberikan alasan bahwa ada tugas kuliah yang lupa
kuselesaikan. Aku
menggelinjang ketika jarinya meremas buah dadaku dengan lembut, dan
mengelus-elus puting susuku. Kubuka mataku,
kutatap wajahnya. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat,
seharusnya aku bangun dari tempat tidur dan segera keluar kamar,
sehingga dapat terhindar dari




















