Aku kini mulai bingung. Bokep ojol Darah seketika muncrat ke mana-mana. Pikiranku mendadak kacau. Malam itu tidak hujan tapi bau aspal basah karena hujan tadi sore masih menguar. “Sudah dapat banyak?”
“Belum. Mereka juga mengeluarkan sebatang rokok. Aku tidak tahu tapi aku teramat jengkel dengan diriku sendiri. Jika hujan, tidak ada yang lebih indah selain melihat orang-orang berpayung, melompati genangan air hingga terciprat dan sesekali mengenai pakaian mereka, lalu tiba-tiba ada suara tawa di bawah payung-payung itu. Di dekat tiang lampu merah, sekitar beberapa meter dari tempatku berdiri, ada seorang anak laki-laki berambut kusut berpakaian kusut menenteng kantong-kantong plastik hitam yang juga kusut. “Woi!” teriak salah satu anak dari gerombolan itu dengan kasar. Aku tetap bertahan di tempatku berdiri, tetap menyaksikan anak laki-laki penjual kantong plastik di dekat tiang lampu merah yang juga masih berjualan. Perempuan yang mengenakan jas hujan itu masuk, meninggalkan lelaki yang tadi. Dia benar-benat ulet. Dia terlihat girang sekali memperoleh uang seribuan.
