Aku menjawabnya dengan senang hati. Mikha meminta satu rokokku. Bokep montok “Iya”. Jadi setelah mengantar materi yang kudapat kepada rekanku yang akan membuat beritanya, aku dan Mikha menuju arah utara. Chrootth…, chrootthh…, crothh…, craatthh…, sebagian menyemprot wajah Mikha, sebagian lagi ke payudaranya, ke dadanya, terakhir ke perut dan pusarnya. “Emang mau?”. Di antara teman-temannya, dia yang paling menonjol. Aku lihat ke arah batang kemaluanku dan kemaluan Mikha, tampak olehku batang kemaluanku baru setengah terbenam kedalam kemaluannya. Tapi tadi katanya ngantuk?”
“Udah terbang bersama asap.” Katanya, tubuhnya doyong ke arahku, melingkarkan lengan ke bahuku, dadanya menempel di pangkal tangan kiriku. Bukankah ____ (nama partai) baru besok kampanyenya?”. Beberapa detik kemudian kudengar desahan panjang dari Mikha
“sstt… Aahh!!!”
Aku terus beroperasi di situ
“aahh…, Mas Joe…, gila nikmat bener…, Gila…, saya baru ngerasain nih nikmat yang kayak gini…, aahh…, saya nggak tahan nih…, udah deh…”
Lalu dengan tiba-tiba ia menarik kepalaku dan dengan tersenyum ia memandangku.