Saat itu aku sudah mulai ketakutan.“Ampun, Nyonya.., ampun. Bokeb Aku menurutinya. Tubuhku sudah basah dengan keringat dan terasa lemas. Di sana tangan dan kakiku diikat dengan tali, kemudian pintu kamar mandi dikunci oleh Nyonya Hana. Rasanya seperti di neraka. Dia berdiri berkacak pinggang penuh kemenangan. Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi berikutnya.Tiba-tiba. Kedua putingku terasa sakit dan mengeluarkan darah.Nyonya Hana kemudian memakaikan sebuah kalung anjing di leherku dan menyuruhku untuk berjalan merangkak mengikutinya seperti seekor anjing. Aku berteriak histeris. Keringatku membasahi tubuhku dengan deras membuatku semakin lemas.Sementara itu, punggungku terasa amat sakit akibat cambukan dan bagian depan tubuhku dan daerah sekitar kemaluanku masih memerah akibat siksaan panas lilin tadi malam. Seperti yang kuduga, Nyonya Hana meraih putingku dan menjepitkan jepitan buaya itu hingga daging kedua putingku terjepit erat.




















