Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Bokep barat Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. “Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh. “Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”,
