Begitu selesai dengan segera pula ia kembali mengenakan blazer yang tadi tergeletak di atas meja kerjanya.Pak Wid sendiri tak kalah sibuknya dengan sang sekretaris. Bokep crot “Terus dimana?”.“Di situ…”, Lia kemudian menunjuk ke arah selangkangannya dan tersenyum menggoda.“Ha ha ha kamu benar-benar wanita nakal”.Pak Wid menggeleng-gelengkan kepalanya. Saya nggak ada acara kok…”.“Nggak bisa sayang, Bapak sudah nggak tahan lagi”.Kembali mereka berciuman dan kali ini meraka lakukan dengan panas, seakan-akan benar-benar ingin melepaskan seluruh perasaan yang selama ini tertahan. Dengan cekatan pula Lia membuka dua kancing kemeja teratas yang dipakai sang bos.Walaupun dari mulutnya keluar kata-kata seolah-olah Lia ingin menghentikan semua kegilaan mereka tadi, namun gerak tubuhnya justru menunjukkan hal yang sebaliknya. “Bagaimana? Enak ciuman Bapak? Mungkin orang-orang sok alim dan munafik akan menghujat perbuatan mereka, namun bagi mereka berdua semuanya kegiatan ini bagaikan sebuah “selingan” di tengah kesibukan kerja yang memusingkan kepala.Pak Wid bisa menghilangkan stress serta merasakan kembali darah mudanya bangkit dan membara di usia tuanya.




















