“aaaaghhh…! Bu Diah juga mendesah menikmati sambil sesekali menjambak rambutku dan melumat bibirku.Setelah kurang lebih 15 menit bu Diah menggoyangku diatas, sekarang bu Diah turun dari pangkuanku dan menundukkan badannya. Bokeb Dia terlihat meringis saat ujung penisku mulai memasuki memeknya yang hangat. Enak…!” aku melenguh nikmat. Perlahan-lahan aku mulai menggosok bibir vagina Bu Diah yang sudah basah itu dengan jariku. Toh ini kan juga demi cita-cita Mas Farid!” Bu Diah benar, pikirku.Lagi pula aku sudah terlanjur datang ke sini, jadi aku tidak perlu malu lagi. aku juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Berapa saat kemudian Bu Diah melepaskan kulumannya.“Gimana, Mas Farid Suka kan?” tanya Bu Diah sambil tersenyum padaku. Yaahhh…, begitu Mas! Dan tak lama penisku dilumat akhirnya “Croooot….croooot…crooot…croooot….” aku mengerang kenikmatan. Dan ternyata Bu Diah menanggapi positif tindakanku itu.Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa mencapai pangkal pahanya.




















