Aku yang hanya sedikit tahu bahasa Sunda masih belum bisa sepenuhnya menangkap apa yang sedang terjadi di dekatku. Bokepindo Pintu keluar dan pintu kamar mandi berdekatan posisinya. Bagiku berat bebannya. Kuciumi leher dan dadanya. Terasa sakit tapi aku dapat menikmatinya.“Kita tidak akan kemalaman sekarang, tapi kepagian,” bisikku menggodanya.“Biarin aja, saya besok shift siang jam 3”. Katanya nggak sampai malam,” jawabnya. Kupandangi wajah Titin, kupegang tangannya dan dengan sekali tarikan ia sudah ada dalam pelukanku. Bahkan aku tidak sempat makan siang. Akupun langsung membalas ciumannya. Ennak ssayang.. Pinggulnya naik menjemput kejantananku. Ia hanya tersenyum dan mengangguk.Kuangkat tubuhnya berdiri di samping ranjang. Ohh.. Kalau boleh tahu, apa sih masalah sebenarnya?” tanyaku.“Saya memang belakangan ini sering jalan dengan suaminya untuk urusan pekerjaan. Kami masih saling berciuman dengan ganas. Badannya ramping cenderung kurus, kulitnya bersih dengan dada membusung di balik seragamnya. Oohh.” Kata-katanya terus meracau, apalagi ketika aku melahap habis biji kacangnya dengan mulutku, kadang kusedot, kuhisap, dan kugigit dengan lembut.“Ah..
