Keduanya saling memandang. Bokeb saat itu terjadi diantara mereka ada yang melempar senyuman, ada pula yang langsung tertunduk malu. Sekilas dilihatnya jam di dinding hampir menunjukkan pukul 1 siang. Ia sendiri sudah cukup tersiksa apabila kejadian itu tidak segera terselesaikan. IPK-nya disetiap semester hampir tak pernah dibawah 3,0. Masih dengan tatapan yang sama, masih dengan ekpresi yang sama. Ekspresi laki-laki itu mendadak berubah tegang. Untuk laki-laki berusia diatas kepala lima Om Ridwan mungkin tidaklah tampan, namun berkarisma. Hehehe”. Paling tidak disaat yang sama ia mendapat pahala karena menghilangkan rasa penasaran laki-laki itu, sekaligus memberikan sedikit ‘pelajaran’ atas kenakalannya. “Om Rudi?”. Sama-sama ingin rahasia itu tetap menjadi rahasia. “Gak kok baru aja, duduk Ta”. Dimata Cinta, Om Ridwan adalah sosok simpatik dan kebapakan. Bibir dong…”. Dengan wajah masih menunjukkan kekikukan, cemas dan khawatir ia menggandeng gadis muda disebelahnya masuk ke dalam lift.Cinta menghembuskan nafas lega. Ia pun terus melanjutkan langkahnya menuju resepsionis.




















