Bu Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Bokep hot Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Ada segaris kebasahan terselip di bagian tengah segitiga itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Walau tersembunyi, jelas bisa dapat kulihat ceplakan bibir vaginanya. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat rambut-rambut ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Bagian mana yg akan kamu cium?”“Betis yg indah itu. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, mengalir membasahi kerongkonganku. Benar.”Bu Lia tersenyum sambil menatap mataku.“Kenapa?”Aku hanya diam membisu. Bu Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Apakah dugaanku benar?”Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang berdebar-debar.“Bayu, apakah dugaanku benar?”“Iya, Mbak. .“Rupanya kamu sudah tak sabar ya, Bay?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.“Hmmm…”“Haus?”“Hmmm..”“Jawab, Bay” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku.
