Karena kesibukanku, aku kerap kali harus bekerja lembur sore hari hingga sampai jam 20.00 aku baru keluar kantor. Bokeb Ia terus bergerak memacuku. Tangan Parjo yang nakal semakin liar mengaduk-aduk daerah sensitifku. Untuk itu kami memanfaatkan waktu kebersamaan sebaik-baiknya.Bagiku hubungan seks dengan suami tidak mengutamakan kuantitas. Toh rok pendekku cukup tebal, jadi kalau pun masih ada orang tidak bakalan ketahuan, pikirku.Keadaan memang sepi di kantor. Joo.. Keringat Parjo yang berbau menyengat menjadi obsesiku. Dengan sikap posesif, Parjo terus mencumbuku di ruang meeting VIP itu. Hal ini memudahkan Parjo menyingkap rokku dan menarik CD-ku hingga ke lututku. Tanpa bicara, Parjo terus bekerja! Kedua tangannya berpindah mengganjal kedua buah pantatku dan mencengkeramnya kuat-kuat. Oohh” aku terus mendesis-desis tak terkendali. Serr.. Su.. Namun lidah Parjo tak putus asa berusaha menggesek bibirku dan menyusupkannya ke dalam mulutku.




















