“Maaf mbak, kalau bioskop ada di lantai berapa yak?” pura-puraku bertanya padanya. “Tenang saja… dirinya wanita baik-baik yang kebetulan suka sama aku”
Kunyalakan TV serta duduk di samping ranjang. Bokeb Tapi pikiranku salah, sebab dirinya kembali melumat kontolku dengan nafsu yang membara. Ada perkataan dirinya yang membikin aku makin deg-degkan. Kumencoba mengatur nafasku supaya tidak kelihatan kalau aku sebetulnya sngat gugup. Emang kalian mau temenin aku muter-muter disini?” jawabnya agak ketus.Kamipun akhirnya jalan bareng. Sial aku malah tambah salah tingkah. Sekarang posisi kami sama-sama rebahan, kepala dirinya diatas dadaku yang tetap pake kemeja, serta dirinya mengatakan padaku
“Kemejamu lepas aja mas biar gak lecek”
Aku merasa isyaratnya telah makin jelas. Lidahnya begitu lembut ketika menjilati kontolku. “Nama no.1 ya bagimu, bukankah romantisnya dulu yang diutamakan?”
Waduh kacau nih cewek , pikirku. Lama kelamaan aku berani untuk mengandeng tangannya sertadia gak marah.
