Sebagai laki-laki normal aku tidak munafik aku genggam tangannya untuk meredam gelora nafsunya akan tetapi Fika memandang mata aku dengan penuh arti dan birahi, bibir kami bertemu saling mengisap,Tangan aku mulai bergerilya mencari sasaran, buah dadanya yang masih sekel aku remas dengan penuh perasaan dan dengan sedikit keberanian aku susupkan melalui belahan baju dan BH, aku pilin-pilin putingnya sehingga Fika mendesis, dengan tenang aku buka satu persatu kemeja kerjanya yang tinggal hanya Cdnya yang berwarna pink.aku terus memilin-milin putingnya sambil sesekali aku rengkuh buah dadanya, sementara bibir aku terus saling berciuman dengan hotnya. Bokef aku mau keluaarr”Tanpa jawaban Fika semakin menggoyangkan pantatnya semakin kencang dan berputar-putar oohh.Crot.. Jari dan bibir aku terus menari-nari seolah-olah tidak kenal lelah.Beberapat saat kemudian Fika membuka semua pakaian dan celana sehingga aku telanjang bulat, dilemparkannya satu persatu kelantai, bibirnya mulai mencari sasaran kebawah, setelah Fika melihat kemaluan aku.“Waww..













