Kebetulan saya masih ada kelebihan hari perjalanan dinas,” kataku memutuskan.Akhirnya dia setuju dan mukanya menjadi cerah.“Oh ya maaf, dari tadi kita belum kenalan. Saya akan temani. Bokeb Kalau saja dari tadi.. “Belum tahu, sebenarnya saya harus ke Ciawi untuk ikut kursus, tapi nampaknya kita akan kemalaman tiba di Cengkareng. Tabat Barito ya!” pujiku.Ia tersenyum saja dan menggayut di lenganku, “Kok tahu aja sih..”. Kucoba lagi, kali ini bibirku mendarat pas pada bibirnya. Karena tidak bawa bagasi, aku bergegas keluar. Ia kelihatan jengah dan menghindari tatapanku. Kami akhirnya ngobrol tentang pengalaman kami masing-masing saat masih kuliah. “Atau lagi mikirin yang lainnya kali,” kataku menggodanya. Kuraih gagang telepon dan kutekan nomor kamarnya, 237. Sekilas kulihat sorot matanya yang berbinar memandangku.Aku masuk ke kamar dan langsung membaringkan diri ke atas ranjang tanpa membuka pakaianku. Kubuka-buka sebentar dan sekilas isinya aku sudah tahu.




















