Itulah sahabatku, gadis cerewet yang berbicara seperti kereta api, yang kukenal sejak penataran mahasiswa baru. Bokep barat Namun kata-kata “bule” itu menambah emosi yang memang sudah terpancing sebelumnya. Kaki-kaki Chie mulai melingkari pinggulku yang bergerak-gerak menekan. Chie memanfaatkan salah satu prinsipku, yaitu bahwa aku takkan berhubungan seksual terang-terangan dengan gadis yang masih perawan, sehingga ia mencoba membuatku percaya bahwa ia sudah tidak perawan lagi. “Chie?” tanyaku. Chie mendekap mulutku dengan bibirnya, menjatuhkanku di samping tempat tidur. Dan itulah yang membuatku tertawa. Huh? Siapa coba?”
Kudengar tawa Jay beriring tawaku sendiri. Keperawanan itu datang dari hati, bukan dari sekedar selaput dara ataupun yang biasa disebut orang-orang darah malam pengantin.”
Kunyalakan batang rokok di sudut bibirku. Aku hanya tertawa saat kepalannya menyentuh lenganku. aku mau keluar..”
“Di dalam, Ray..”
“Jangan!”
Chie mempererat rangkulan kaki-kakinya di pinggulku, mengangkat pinggulnya dan menekannya kuat-kuat, batang kemaluanku sekejap nyeri merasakan tekanan itu, dan tanpa bisa kutahan lagi, kepalaku terangkat dan spermaku tersembur keluar.




















