Kepala pistolku sudah berada di dalam celah, hangat dan menggigit. Saya merasa sperma saya sudah terkumpul di akhir, sementara kepala senapan saya basah oleh pelumas keluar. Bokef Saya terus menggerakkan tubuh saya. Sebuah erangan dan keluhan yang tak pasti terdengar sepi, membuat semangatku tumbuh. Puas dari samping, tanpa menarik pistol saya, saya mengangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis sekarang saya memukulinya dari belakang. Tangannya menekan kepalaku ke dadanya sampai aku hampir tidak bisa bernapas, sementara tangan satunya menekan tanganku di penisnya lebih dalam. Dengan perlahan menekan pantatku, senjataku merosot tajam. Dalam bayang-bayang, aku mencengkeram jarinya, kuelus dengan lembut, kelembutan jarinya membuat gemeresik aneh di tubuhku, aku mencoba mencium tangannya dengan lembut, tidak ada respons, dengan lembut aku melepaskan jemarinya. “Gal, saya tidak puas, kita lanjutkan permainan itu ..” Tangannya segera membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairah saya, sementara pikiran saya lebih bingung, mengapa Bella yang tenang bisa berubah menjadi kasar seperti ini?




















