Mata Mba Yola semakin sayu saat menatapku. Bokeb Tangan kirinya menyusup bagian belakang pinggangku. Tangan kanannya kini mengusap perutku.Dua tanganku mengangkat bagian bawah dasternya. Kupeluk dengan dua tangan. Kamis depan dipanggil lagi. Mulanya dia tak merespon.Mungkin suaminya tak begitu tau cara menciumnya. Walau mungkin temenku tak memperhatikannya tapi daripada dia memikirkan yang tidak – tidak.Kemudian Mba Yola saya perkenalkan kepada temenku (K) sebagai saudara. Kupegang erat punggungnya. Sebab sebelumnya memakai kata Ibu.Hari itu hpku berbunyi,”Kamu di mana Ntok..”“Eh..halo Mb. Kukecup kuping kirinya dan kutiup pelan. Tubuhku didorongnya pelan untuk duduk di sofa. Tongkatku sudah diremasnya walau masih terbungkus cd. Mba Yola mulai gelisah, terlihat dari tatapannya dan geliat tubuhnya seakan ingin melepaskan pelukanku.Bibir Mba Yola kubuka sedikit bawahnya. Ahhh..mmaasss..jorokkk.. Huu..jorok kamu mas..hehehe. saya tak bertanya lagi tentang kelanjutan proses cerainya.Sebulan kemudian di hari Sabtu saya ke rumah Mba Yola .“Siang Mb..”, sapaku.“Eh..kamu Ntok..sini masuk”.“Belum pulang sekolah Mb anak – anak?”“Belum..nanti jam 5an”.“Oo gitu”.“Tumben kamu main..”“Nggak..pas lewat daerah










