Apa sih maumu?” tanyaku berbisik.Sinta tak menjawab, perlahan dia merangkul leherku dan menempelkan bibirnya kebibirku. Bokeb Menjilati puting-puting susunya. Menjamah-jamah tubuh Bulik Tin yang mulus. Aku meneguk ludah melihat gundukan vaginanya yang tercetak jelas di balik kain daster itu.Kuberanikan diri, tanganku menyibakkan dasternya keatas hingga terbuka sampai batas leher. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku terkejut ketika merasakan sentuhan halus di manukku….jemarinya yang lentik mulai menggenggam batangnya. Bulik Tin sendiri kehilangan pergelangan kaki bagian bawah, diamputasi katanya. Si juragan sapi ini akhirnya jadi stress dan gila, sapi-sapinya bahkan dia bunuhi dengan cangkul!” Bulik berkata sambil begidik ngeri.“Benar-benar lucu sekaligus kasihan yah” kataku lagi. Dia mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri. Manukku berkedut-kedut seakan tidak henti memutahkan cairan kenikmatan itu. “ Sin…aku..mau…..ughh…” hanya itu yang sempat keluar dari mulutku.Sinta malah mengencangkan bibirnya di batang manukku. Ya mana ada yang mau sama laki-laki jelek kaya aku gini yas.” Jawabku kecut.Yasmin tertawa geli.




















