Marketingnya pada keluar semua. Bokep asia “Mbak… Sshh… Sshh… Mau kkeluar Mbak…”, kataku setengah mendesis. Tidak ada perlawanan dari Mbak Titis. Wajah Mbak Titis persis di depanku. Payudaranya tidak besar, sama sekali tidak besar. “Mbak…” aku menahan sebentar penisku. Tidak jelas apa yang diucapkan. Napas Mbak Titis semakin memburu. “Hehehe… panas banget nih… AC ruang produksi lagi macet”, jawabku sambil pura-pura membereskan mik. Sesekali bibirnya turun ke pelirku dan mengisap dengan kuat. Aku selalu terobsesi dengan payudara yang kecil.Ibu Titis suka memakai pakaian yang seksi. Setelah beliau berdua pergi, aku masuk lagi ke ruang operator untuk ngecek properti. Beberapa lama aku terpejam sambil tanganku tetap mengocok penisku pelan. “mas.. Karuan aja aku jadi deg-degan…“Gerbang depan udah di kunci, mas”, sebuah suara membuyarkan lamunanku. “ouhh…hss…mas…”
aku segera menarik penisku pelan sampai tersisa kepalanya dalam vaginanya. Dan lagi2 Mbak Titis menjilat penisku pelan. “Oh…uh…oh…uh”, suara Mbak Titis keenakan. Setelah itu aku naik ke lantai 2 untuk mematikan pemancar dan menyerahkan kunci
