Mungkin aku sempat terlelap di atas meja batu itu, karena begitu aku tersadar tubuhku sudah tertutup kain batik. Dia menempatkan kontolnya di antara kedua buah dadaku. Bokef Aku mau keluaaaaarrrrr …. Sebagian air mani itu membasahi bajuku dan rambutku. Mungkin Mak yang menyellimuti aku tadi. Kakiku dilebarkan. …Pak!” aku tersentak. Aku butuh untuk pengobatan Abah, membayar listrik dan makan sehari-hari.Aku sengaja tetap tinggal di taman belakang, rebahan di atas meja batu, telanjang bulat. Kedua kakiku dilipat ke atas dan ditopang oleh kedua tangannya. Setelah tidak ada benang sehelai pun yang menempel di kulitku, Pak Kusrin meminta aku duduk di pinggir meja batu besar. Entah aku dapat ide dari mana untuk mengarang cerita bohong itu. Dengan sekali sentakan, kotol Pak Kusrin kembali masuk ke memekku yang masih basah oleh air maninya tadi.
