dan aku turunkan ke bawah. Sebuah penis kecil yang sudah amat basah. Bokep asia Tapi kepepet sih, harus cari upa (“cari nasi”) di Jakarta.Tak lama kemudian bis itu datang juga. OOoh, mantab.“Besar …..,” desisnya. Bukannya apa-apa, tapi aku paling tidak suka diganggu dengan masalah orang yang telat membeli tiket seperti pasangan ini.Ibu itu cemberut. “Ya sudahlah pa, kita ngalah aja. Aku merasakan dadaku berdentum-dentum. Sekali dalam seumur hidup.Aku beranjak di tengah kerumunan calo-calo untuk mencari busku. Dan ibu itu balas menggesek. Kalau saja Mei di sampingku, pasti kepalanya sudah bersandar di bahuku, dan tangannya memeluk lenganku. Dia terengah-engah. Pelan, tapi sedikit menekan. Biar bisa tidur lelap. dua tempat duduk. Kepotong deh. Dia mendesis. Kali ini, dua kancing tepat di depan dada besar itu aku buka. Kami berpandangan sebentar. Lucunya, setelah itu kami berdua kembali bersender pada tempat duduk kami dengan mata terpejam.
