Lendir vaginanya mempermudah saya untuk menggosok-gosok jari tengah saya ke vaginanya, juga
kelentitnya. XNXX bokep Saya mengangguk.“Ayo kita pulang” saya mengingatkan, jam sudah menunjukkan jam 2 malam. Kini saya langsung mengarahkan mulut saya ke vaginanya, karena
lebatnya “hutan” kewanitaannya, saya terpaksa menggunakan kedua tangan saya untuk menyibak “hutan”nya. Saya dan Fanny tertawa ketika nampak adanya
batu kecil di Ginjal sebelah kiri Pak Sebastian, Pak Sebastian langsung meringis kawatir.“Tenang saja Pak, masih kecil sekali, pakai obatpun saya harapkan bisa hilang”.“Saya gantian, Pak” Fanny ikut-ikutan muncul suaranya setelah takjub melihat percobaan saya pada pak
Sebastian.Saya mendadak bengong, selain ruang yang penuh dengan alat elektronik dan hanya ada meja pingpong ini,
hanya ada Saya, Fanny dan Pak Sebastian.Saya memandang Pak Sebastian, nampaknya dia mengerti kejengahan saya,“Iya, pak dicoba saja pada Fanny, sekalian untuk dicoba untuk melihat telur dan rahim”,“Tapi.”kata saya.“Sudahlah pak,dicoba daripada nanti kita diklaim nanti saya yang repot” dia menyahu“Cobalah Pak, tidak usah sungkan, biar saya pamit pulang dulu” Pak Sebastian matanya nampak serius,
tapi nampak




















