Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerak-gerak di perut, di paha dan di selangkangan aku, membuat rasa geli di sekujur tubuh. Bokep ojol Kepalanya menggeleng-geleng, dengan dada yang dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher aku, dan kicaunya semakin tidak karuan,“Uuuccgghh.. “Coba aja kalau berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV. Ciuman aku beberapa saat mendarat di bibirnya, setelah itu aku alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya.Aku ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yang sudah mengacung. Kami berdua telentang di jok kami masing-masing, dengan kemaluan kami yang masih terbuka. Mbak Ningrum menarik-narik punggung aku, seakan-akan memberi kode supaya senjata rudal aku segera dimasukkan ke sarangnya yang sudah lama tidak dikunjungi burung pusaka.“Ayo dong Vi..! sesudah benar-benar sepi, aku mengendap-endap masuk ke kamar Mbak Ningrum. Kami saling berpandangan dan tersenyum puas. ” pinta Mbak Ningrum sambil senyum penuh arti.
