Seusai mengejang beberapa detik, tubuh Irfan melemas dan roboh menindih tubuhku. “Mmm, iya kali,” jawabku sekenanya sementara mataku terpejam menikmati pijatannya yg terbukti membikin kakiku lebih enjoy. Bokep ojol Irfan terkejut, tetapi tidak berusaha menghindar. Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya memberi jawaban dan keputusan yg sama dlm hati kami, lalu hampir berbarengan, wajah kita sama-sama maju dan kembali saling berciuman dgn mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yg mengawali, aku dan Irfan saling menghisap lidah dan ciuman pun terus bertambah panas dan bergairah. “Aachh.. “Fan, pijetin kakiku dong, biar darahnya lebih lancar. Kembali Irfan yg melepas bibirnya dari bibirku. Terbukti “gentleman” pria ini. Tubuh kekar Irfan berlutut di depanku. Gairah Irfan yg sempat tertahan tampak terus terpancing dan ia mulai kembali menggerak-gerakkan pantatnya perlahan-lahan, menggesekkan k0ntolnya pd dinding meqiku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu perlahan jadi terasa seakan berjam-jam, meski sebetulnya hanya kurang lebih 20 menit. Irfan mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yg dan




















