Tanpa terasa hari mulai malam, dan Jenny mengajak saya meninggalkan kafe. Tiba-tiba dia sudah ada di hadapan saya. Bokep indo Puting-puting saya yang selama ini coklat tua, kini jadi berwarna merah daging, dan begitu besar. “Belum pernah ya?” bisiknya menggoda, “Tapi enak kan?”
Saya mengangguk lemah sambil berusaha tersenyum. Kehangatan yang belum pernah saya rasakan selama hidup, karena saya belum pernah sekalipun berpacaran. Senyum yang ramah, hangat, dan bersahabat. Sejenak sebelum menutup pintu, si wanita sempat melirik ke arah saya dan mengerdipkan mata kanannya, seolah memberikan satu isyarat yang saya tidak pernah mengerti.Setelah malam yang menegangkan itu usai, liburan tiba, dan semuanya berjalan biasa-biasa saja. Namun saya juga sadar, jika saya harus melanjutkan kehidupan saya tanpa Jenny. “Von.. Kepala saya terangkat-angkat dari ranjang, paha saya menghimpit kepala Jenny.




















