“Boleh saya lihat ” ujarku meminta ijin. Dia ingin meminta bantuan, Tapi orang-orang yang berlalu lalang dan melewatinya tidak ada yang peduli. Bokep montok Sementara pakaianku sudah basah oleh keringat. “Kalau kurang, nanti saya tambah”, katanya lagi. Tapi aku perlu yang bisa setir mobil. Aku tetap jadi supir dan pengawal pribadinya. Betapa tidak, ternyata Nyonya Wulandari tidak pernah puas kalau hanya satu atau dua kali bertempur dalam semalam. “Mobilnya mogok, Nyonya..?”, tegurku dengan sikap ramah. Itupun hanya sekali saja dalam sehari.Di bawah kerindangan pepohonan, aku memperhatikan mobil-mobil yang berlalu lalang. Langsung disodorkan padaku. Orang-orang bilang fitness centre. Karena ditanggung oleh Nyonya Wulandari. Beberapa orang pembantu sudah menyarankan agar aku pergi saja dan rumah ini. Aku sempat terlunta-lunta, tanpa ada seorangpun yang mau peduli. “Eh, iya. Kurang..?”, tanyanya. Bahkan Nyonya Wulandari sendiri tidak tahu. Nggak tahu ya kenapa, tiba-tiba saja mogok”, sahutnya sambil memandangiku penuh Curiga.
