Aku menatapnya lekat-lekat, pandanganku menelusuri seluruh tubuhnya, semacam ingin menelannya nasib2. Bagaimana kalau dikemudian hari kenekatanku bakal berbalik menjadi bencana utk diriku serta karir. Bokep montok Ada rasa sesal telah mengucapkan kalimat tadi, tapi telah terlanjur. Jam 9 pagi, wanita itu telah datang semacam biasanya. My gosh, aku baru saja menodai perempuan ini. Sekelebat aku tetap pernah melihatnya melangkah pelan, setan makin kuat mempermainkan pikiranku. “Jangan Den..” Jawabnya, tapi kalimat itu terpotong. “..hmm…yaaa mbak berat hati utk begitu lg ..takut den..”Jawabnya. Hari-hari selanjutnya berjalan normal, kami hanya berjumpa di akhir pekan, tidak ada bahasan lagi soal peristiwa itu. Otaku segera bereaksi, mencari jalan pintas, berandai2 seandainya hari ini aku kembali dapat memperdayainya. Bongkahan pantat itu bergoyang2 dibalik daster, mungkin pakaian dalamnya sdh sempit, serta bayangan mengenai pahanya yg td pernah terkesan itu makin menggangguku.




















