Petualangan Mesir: Bagian Pertama

Kini dadanya terbuka polos di hadapanku. Dari kaca di dinding kuperhatikan instruktur baru ini. Bokeb Ia berdarah Jawa-Madura. Kepala penisku sudah mulai menyusup di bibir vaginanya. Akibatnya maka keringatpun mulai menitik di pori-poriku.“Anto.. Di luar hujan masih deras, tapi kupikir biarlah kuterobos saja. Emm.. Kembali aku dalam posisi pasif, hanya mengimbangi dengan gerakan melawan gerakan pinggul dan pantatnya.Tangannya menekan dadaku. Silakan, saya sudah. Ketika kami sampai di pintu, ia kelihatan ragu mau membukakannya. Buah dadanya kuremas dan putingnya kupilin dengan jariku sehingga dia mendesis perlahan dengan suara di dalam hidungnya.“SShh.. Rah kamu.. Segera aku berpamitan pulang.“Nggak masuk dulu?”“Terima kasih, sudah gelap. Aku semakin cepat menggerakkan pantat sampai pinggangku terasa pegal, namun tetap kupertahankan kecepatanku. Mau minum apa?”“Ahh.. Walaupun ada niat tapi kalau keadaan sekitarnya tidak memungkinkan?“Minumannya sebentar lagi ya. Kulihat ke bawah rambut kemaluannya tidaklah lebat dan dipotong pendek. Kunetralisir dengan meletakkan buku tersebut kembali kuganti dengan majalah.Beberapa saat kemudian aku berpamitan.

Petualangan Mesir: Bagian Pertama