Dengan cepat mata aku menyapu mereka yg datang, cakep-cakep. Bokep indonesia Tapi sekarang kondisi yg aku hadapi begitu berbeda. Oh ya, aku paling suka memperhatikan mata seseorang, buat aku mata bisa menceritakan kondisi orang tersebut.Kami bisa tahu orang tersebut lagi sedih, senang, terangsang, orgasme (hehe…), dan sebagainya. Di hadapan kami yg terbegong-bengong, Diah menurunkan celana dlm putihnya secara perlahan hingga ke atas lututnya dan memamerkan bulu kemaluannya yg tipis. Pokoknya ribut sekali. Dengan cepat otak dan mata aku bekerja.Kemudian aku melambaikan tangan aku ke seorang perempuan yg bernama Dian. Ternyata ramalan aku hampir seluruhnya benar. Aku mulai menghitung satu, dua, tiga… setaknya ada 13 wanita yg cakepnya selangit.“Cakep ya?” tanya si Hendi.“Kalau ente mau disini juga ada wanita yg langsung bisa dipakai, harganya 250 ribu berikut kamarnya,”seperti germo saja itu anak.“Nggak mau ah…” jawab aku.Aku memang tak suka membayar untuk urusan bercinta, bukannya pelit tapi aku tak mau bercinta dengan sembarang perempuan. Sewaktu di mobil si Peter menanyakan




















