Lalu ia menarik G-string, kain terakhir yang menutupi tubuhku dan dibuangnya ke lantai. Bokeb Winda, ayo masuk!”, sapa orang itu yang tak lain adalah pak Hr sendiri.“Permisi pak! Tapi masa bodohlah.Berkali-kali kuusap keringat yang membasahi dahiku. membiarkan payudaraku terus diremas-remas dan puting susunya dipilin perlahan. Bisa jebol milikku dimasuki benda itu. Seluruh wajahku terasa panas, kedua kakikupun terasa gemetar.Pak Hr seperti diberi kesempatan emas. aku merasa seluruh tubuhku luluh lantak. Ia ingin meneruskannya dengan doggy style. Aku masih menanggapinya dengan dingin dengan tidak bereaksi sama sekali selain memejamkan mataku.Dino rupanya tidak begitu suka aku bersikap pasif, dengan kasar ia menarik wajahku hingga bibirnya bisa melumat bibirku. aku yakin dengan nafsunya yang sebesar itu dia tentu sangat berpengalaman dalam hal ini, bahkan sangat mungkin sudah puluhan atau ratusan mahasiswi yang sudah digaulinya. Belum habis bicaranya, Pak Hr sudah menuburuk tubuhku.“Pak…, apa-apaan ini?”, tanyaku kaget sambil meronta mencoba melepaskan diri.“Jangan berpura-pura Winda sayang, aku membutuhkannya dan kau membutuhkan nilai
