Budi di kamar. Timo lalu menghisapi kedua putingku bergantian, sesekali menjilati lipatan antara lengan dan ketiakku dan mendorong lidahnya masuk. Bokef Aku sedang menikmati kontolku yang separuhnya di dalam lubang Budi.Sesaat kemudian Budi bergerak menurunkan badannya lebih jauh, perlahan sampai seluruh kontolku berada di dalamnya. Aku menggenggam kedua lututnya, bangun, dan bergegas menggagahinya. “Gile!” “Lu main sama paman elu?” “Anjrit!” “Ga salah lu?” “Ada buanyak cowo lain, ada Timo—lu desperate apa?” “Edwin!” seruku. “Tunggu,” katanya. Timo berjalan keluar dari kamar, badannya tinggi, kontolnya yang lemas bergelantungan. Tentunya dada dan perutku ikut basah terkena peju Budi. Budi mengerang menahan sakit, otot-ototnya yang besar terlihat tegang. Berdiri di depan Budi yang sedang duduk di pinggir ranjang, dia meletakkan kedua tangannya di pundak Budi. Mereka terlihat masih curiga. Tapi tidak lama. Kedua tangannya mengarahkan kepalaku, dan dia menciumku—menciumku untuk pertama kalinya.Selagi kita berciuman tanpa kusadari Budi sudah mengambil pelumas dari dalam laci dan membawanya kemari.




















