Lalu Mas gigit pelan klitorismu.. Bokepindo Please, tanganmu tetap berada di atas. Tapi kita tak memperdulikannya. Tetap dengan kelam dan dingin dan desir angin bersiut. Aku tahu, pasti itu adalah telephone dari rumahnya. Segera aku berbalik badan untuk memandangnya lebih jelas lagi adegan itu.Tania berkata manja,“Ayo Mas.., tolong gosokin punggung Nia dong..”. Ia menggumamkan namaku itu dengan sedikit keras, lalu menggulingkan tubuhnya menjauh dari sisi tempat tidur. Lalu kami saling bercerita canda panjang lebar untuk menanyakan keadaan masing-masing. Naik turun tanganku semakin cepat, semakin cepat, dan semakin cepat. Tak sadar, Tania mengerang kecil, meremas seprai dengan satu tangannya.Ia seperti merasakan lagi hisapan dan remasan jemari itu di dadanya. Menimbulkan rasa geli yang berkepanjangan, menyebar ke seluruh tubuh, menggetarkan semua otot, bahkan sampai menyebabkan ranjangku berderik-derik pelan.“Ooochh.. Perasaan khawatir sedikit muncul dibenaknya, bercampur dengan rasa kangen yang luar biasa.Lalu ia pun berniat mengontak aku di rumah, tetapi niat tersebut diurungkan.




















