Berkali-kali kak Esah terkentut-kentut hingga anginnya dapat ku rasa kuat menghembus batang ku yang sudah terkeluar dari duburnya. Kak Esah tersipu-sipu malu. Bokepindo Aku pun dengan selamba je bagi tau yang aku stim sangat kat bontot dia yang besar tu dan melenggok-lenggok dalam kain batik tu. Sedap sangat lepas dalam.Selain kak Timah aku juga dah merasa tubuh montok dan gebu milik kak Esah. Memang betul pun, masa aku kat rumah ketua kampung, kak Esah duduk depan aku. Aku usap peha kak Esah dan aku selak kain batiknya. Paling kelakar adalah sempat juga dia kentut kepada ku. Kemudian kak Timah meminta diri untuk pulang dan sebaik dia berdiri dari sofa rotan ku, mata ku segera mencari bontotnya. Sudah tentu saban hari aku menelan air liur melihat punggung mereka yang bulat itu melenggok-lenggok dan bergegar di dalam kain batik sewaktu ke kedai atau ke rumah ku bagi bertanyakan berbagai pandangan berkaitan ilmiah dan kehidupan.
